SELINGKUH ITU ?_ SELINGAN KELUARGA UTUH? APA SELINGAN KELUARGA RUNTUH ?
Kali ini admin akan sedikit share
dan membagi pengalaman tentang apa arti Perselingkuhan, dulu memang kata Kata
perselingkuhan di anggap tabu oleh sebagian masyarakat tapi kini kata kata ini
menjadi biasa dan familiar di kalangan masyarakat, SeIingkuh bagi sebagian
besar orang merupakan kata lain dari “Selingan
Indah Keluarga Utuh atau bisa jadi Selingan Indah keluarga Runtuh”. Tulisan ini merupakan sebuah
renungan dan bahan pertimbangan untuk menjawab pertanyaan apakah suatu hubungan
akan dapat tetap dipertahankan secara utuh ataukah justru terpaksa dibubarkan
atau diruntuhkan karena tidak ada jalan keluar lainnya setelah perselingkuhan
terjadi? Inilah teori dalam suatu hubungan,,,,,
Kita sering berpikir bahwa ketidakjujuran dan ketidaksetiaan dalam berhubungan untuk membangun suatu komitmen hanya terjadi pada orang lain dan tidak mungkin terjadi pada diri kita sendiri. Seharusnya Janji atau komitmen yang diucapkan membangun suatu hubungan asmara harus selalu diingat, dijaga dan merupakan sebuah pegangan untuk menyelesaikan segala masalah dan persoalan yang timbul dalam bahtera cinta ,dalam keadaan susah dan atau senang, dalam keadaan sakit atau sehat. Tidak peduli apa yang terjadi dalam kehidupannya perlu dijaga dengan baik dan sesempurna mungkin oleh kedua pihak.
Inilah
arti sebuah hubungan asmara, Namun di dalam praktek sehari-hari, tidaklah mudah
dijalankan karena rasa sakit hati dan kebingungan yang dialami sangat hebat
dampaknya tidak baik terhadap pribadi/individu tersebut maupun terhadap relasi/hubungan
yang telah sekian lama dibangun. Usaha-usaha yang dilakukan seseorang untuk
menyelesaikan atau mengakhiri perselingkuhan justru bisa dianggap bomerang bagi
pasangannya.
Disini
admin akan membahas tentang apa yang terjadi dalam perselingkuhan itu sendiri
serta kemungkinan jalan penyelesaian setelah perselingkuhan terjadi.
APA
YANG TERJADI DALAM PERSELINGKUHAN
Perselingkuhan adalah suatu perbuatan melampaui “batas” dalam
sebuah hubungan asmara yang telah terikat dengan sebuah komitmen. Dalam sebuah
perselingkuhan, ada orang lain yang baik dengan sengaja maupun tidak sengaja
diundang atau dibiarkan untuk masuk ke dalam batas-batas ikatan hubungan asmara
antara dua belah pihak yang menjalani. Sampai
sejauh mana “batas-batas” ikatan hubungan asmara tersebut harus dijaga, hal ini
sangat relatif bagi setiap individu, seseorang berpendapat: “kalau hanya
sebatas melirik, memberikan signal kepada lawan jenisnya, sms, telfon, chating,
pegangan tangan dan jalan bareng makan
nasi goreng bareng plus ngantar pulang kerumah,,,,, to gak papa kok”, namun
belum tentu pasangannya beranggapan sama seperti itu.
Perbuatan yang disebut diatas merupakan perbuatan yang
seharusnya hanya ditujukan kepada pasangannya, jika dibagikan kepada orang
lain, maka dianggap sebagai perbuatan “bermain
api”. Semakin seseorang menghormati
dan menjaga hubungan asmaranya yang ia bangun, sebenarnya semakin besar
nilainya yang perlu dijunjung tinggi dan dibangun dalam ikatan suci.
Perselingkuhan sebagai
kompensasi untuk mengisi kekurangan, biasanya diawali dengan ketidaksetiaan
kepada pasangan sebagai kompensasi untuk mengisi kekurangan atau ketidakpuasan
dalam hal misalnya pasangannya kurang bisa diajak untuk berkomunikasi atau
bertukar pendapat, kurang menghormati pendapatnya, kurang pandai menganalisa
suatu kejadian, kurang pandai memberikan masukan dalam mengatasi sebuah masalah
dalam hubungan, kurang mendapat perhatian dari pasangannya, kurang menghormati
perilaku dan kebiasaan, kurang mendapat penghargaan atas usaha yang telah
dilakukan bahkan selalu dicemooh atau dihina sehingga merasa disepelekan karena
usahanya tidak pernah dianggap berhasil. atau bisa jadi melakukannya karena
pasangannya fisiknya kurang bagus,,,,
Kalau boleh saya mengungkapkan sebenarnya Perselingkuhan
merupakan perbuatan egois seorang individu yang hanya mementingkan kebutuhannya
sendiri, tanpa memperhitungkan perasaan pasangannya sama sekali; merupakan
perbuatan tidak dewasa dan kurangnya tanggung-jawab; perbuatan kurang bisa
menahan diri dari dorongan hatinya untuk mendapatkan kenikmatan tertentu (uang,
kesenangan, seks, perhatian, kata-kata indah, kebebasan, kebahagiaan dlsb).
Kadang
pula perselingkuhan hanya dilakukan dengan satu kali saja atau justru hubungan
cinta yang berlangsung dalam kurun waktu yang relatif lama dengan orang lain
yang bukan pasangannya. Tidak jarang pula terjadi bahwa seseorang yang setia
ini tidak mengetahui bahwa pasangannya telah melakukan perselingkuhan, baru
belakangan ia ketahui setelah ditemukan fakta-fakta dan pembuktian-pembukti an
yang tadinya sama sekali tidak pernah diduganya; pada saat itu, terasa dunianya
runtuh. Seakan akan raga dan jiwa ini terhempas dari langit ketujuh,,,,,
sakitnya tak dapat di ungkapkan dengan kata kata bahkan dengan bait puisi
terindahpun.
AKIBAT PERSELINGKUHAN
Sebuah hubungan asmara merupakan suatu pengorbanan yang sedikit
demi sedikit dibangun dan diinvestasikan. Bukan hanya materi semata-mata yang
dibangun tetapi juga segala usaha, kebiasaan, perasaan, pengertian, kepercayaan
yang dikorbankan dan dibangun dari nol. Sudah merupakan kebutuhan dasar pribadi
seorang manusia bahwa dirinya menjadi tempat utama bagi pasangannya untuk
curhat, untuk membicarakan hal-hal yang sangat penting dan confidential
(rahasia dan sangat pribadi), untuk memecahkan segala persoalan secara bersama,
untuk menjadi dirinya sendiri secara utuh tanpa ragu-ragu dan malu-malu bahwa
akan dicemohkan oleh pasangannya tersebut.
Jadi dalam sebuah hubungan perkawinan yang sehat sangat penting
didasari filosofi bahwa seseorang sebagai pribadi/individu memegang peranan
penting dan tempat pertama bagi pasangan masing-masing dengan mengesampingkan
peran individu lainnya sebagai orang luar dalam kehidupan membina hubungan
asmara. Dengan kata lain, hubungan asmara sangat khusus /ekslusif hanya berlaku
untuk keduanya dan tidak ada tempat bagi orang ketiga.
Jangan sampai secara tiba-tiba
keadaan ini berubah akibat peselingkuhan, terjadilah benturan-benturan dan
situasinya menjadi tidak pasti lagi dalam ikatan asmara ini. Mulailah timbul
pertanyaaan- pertanyaan seperti “Apakah saya masih punya arti dalam
kehidupanmu? , kamu pikir siapa kamu ini, bisa memperlakukan saya semena-mena
seperti itu, apa artinya semua yang telah saya korbankan untuk mu?, dan apa
saya masih bisa mempercayai kamu?”.
Perselingkuhan mempunyai dampak psikologis yang sangat negatif
dan sangat menyakitkan yang pernah dirasakan seorang individu dewasa. Mempunyai
peringkat kedua setelah kesedihan akibat meninggalnya orang tua
Dampak psikologis ini akibat hilangnya harga diri, rasa hormat,
rasa aman, kenyamanan dan kepercayaan yang telah bertahun-tahun dibangun serta
rasa dilecehkan oleh pasangannya yang bersekongkol dengan orang ketiga. Tentu
saja Perselingkuhan dirasakan bebeda-beda oleh setiap individu perorangan
sebagai pasangan yang setia atau bukan pelaku perselingkuhan. Seseorang
memandang bahwa perselingkuhan merupakan hal yang bisa dimaafkan, namun bagi
sebagian orang merupakan perbuatan yang tidak mungkin dimaafkan, karena sesuatu
miliknya yang berharga telah dicuri oleh orang ketiga dan tidak pernah bisa
dikembalikan lagi.
Hubungan yang retak tidak mungkin menjadi utuh kembali. Bagi
sebagian orang, perselingkuhan dianggap sebagai sebuah pesan kepada pasangannya
bahwa pasangan masing-masing harus memperbaiki hubungan yang ada.
Signal-signal/ tanda-tanda biasa yang disampaikan oleh para
pasangan masing-masing ini selalu dikesampingkan karena itu dengan membuktikan
bahwa dirinya masih menarik untuk orang lain selain pasangannya akan membuka
mata / membangunkan pasangannya bahwa yang mereka miliki perlu benar-benar
dipelihara/dijaga dan bukan untuk disepelekan. Namun perlu ditegaskan bahwa
Cinta bukan suatu upah atau imbalan bagi seseorang yang telah melakukan
perbuatan sesuai kehendak pasangannya. Justru Cinta harus ditanam dan dipupuk sejak
dan bahkan cinta ini berkembang dan memberikan hasil /panen yang dapat dituai.
MENGAMBIL SIKAP SETELAH PERSELINGKUHAN
Suatu hal yang penting adalah kita harus mengambil sikap atau
menentukan jalan mana yang harus dipilih. Apakah hubungan ini masih dapat
dilanjutkan atau tidak?. Apakah masing-masing memberikan kesempatan kepada
pasangannya untuk mempertahankan keutuhan hubungan yang telah dibangun dengan
komitmen atau rela menjadi runtuh?. Jika keutuhan hubungan yang dipilih, perlu
dibuat komitmen diantara pasangan, tentu pembuatan komitmen ini bisa dibantu
dengan cara konsultasi keluarga.
MEMPERTAHANKAN KEUTUHAN HUBUNGAN ASMARA
Memperbaiki keadaan bukan suatu hal yang mudah dijalani,
terutama memperbaiki kepercayaan merupakan perbuatan yang memerlukan waktu
panjang. Luka yang ada akibat perselingkuhan tidaklah mudah sembuh. Pemikiran
bahwa ketidak jujuran dan ketidak setiaan merupakan akhir dari sebuah relasi/ikatan
selalu menghantui dalam perjalan waktu untuk menuju perbaikan relasi.
Komunikasi diantara keduanya tidak lagi berjalan lancar.
Untuk mengembalikan ke situasi sebelum terjadinya perselingkuhan
perlu dilakukan langkah-langkah /tahapan sebagai berikut: Bagi pelaku
perselingkuhan pertama-tama harus bersedia dalam tahapan pertama untuk: – mengakui
kesalahannya, – meminta maaf kepada pasangannya dan – memaafkan dirinya
sendiri. Jika hal ini belum bisa dilakukan, niscaya hubungannya dengan
pasangannya tidak mungkin pulih kembali. Tahapan kedua: – mampu memilih jalan
untuk menghentikan perbuatan sebelumnya dan mengakhiri hubungannya dengan orang
ketiga tersebut. Bagi Pasangan bukan pelaku Perselingkuhan (Pasangan Setia)
bersedia malakukan hal-hal sebagai berikut: – memaafkan pasangannya dan
bersedia melupakan kejadian perselingkuhan tersebut, – bersedia melangkah
bersama pasangannya kembali, – menghapus pikiran benci dan selalu menyalahkan
pasangannya apalagi orang ketiga.
Yang paling penting yaitu masing-masing mempunyai kesadaran bahwa
“Orang ketiga dalam hubungan asmaraku telah memilih hidupnya sendiri dan
pasanganku telah memilih untuk meneruskan keutuhan hubungan ini”. Selama salah
satu pihak masih memikirkan atau membawa-bawa nama orang ketiga dalam setiap perselisihan
yang terjadi dalam hubungan, maka berarti pihak ini belum mampu untuk menjalani
lembaran baru. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa masing-masing baik
pelaku perselingkuhan maupun orang ketiga harus memfokuskan diri untuk mencapai
kesusksesan penyelesaian masalahnya sendiri-sendiri. Para pelaku perselingkuhan
dan orang ketiga dilarang untuk berurusan lagi atau katakan saja sudah tidak
punya urusan lagi satu dengan yang lain apalagi ikut campur dalam usaha mencapai
keberhasilan masing-masing untuk mempertahankan keutuhan keluarganya.
Sukses
tidaknya pelaku perselingkuhan dan orang ketiga meneruskan hidup masing-masing,
itu merupakan soal belakangan, yang tidak perlu didiskusikan oleh keduanya.
Yang penting adalah bahwa pihak yang tersakiti harus membuka Lembaran baru.
Jika lembaran baru tidak dapat dimulai, maka dengan sangat terpaksa pasangan
harus memulai hidup baru masing-masing. Dengan kata lain, keputusan berpisah
harus diambil sebagai remedi terakhir
DAMPAK PERPISAHAN
Keputusan untuk berpisah merupakan keputusan berat dan sangat
sukar yang harus diambil oleh kedua belah pihak. Perpisahan merupakan sebuah
proses yang sangat memakan waktu, tenaga, energi, perasaan/emosi.
Dampak
non konkritnya adalah hilangnya kepercayaan diri, – kesedihan yang berkepanjangan,
– kerinduan terhadap pasangan yang telah di sakiti yang tidak dapat diungkapkan
begitu saja, belum lagi masalah seperti
ganguan konsentrasi atau pertanyaan-pertanya an yang menyangkut hubungan asmara
dari sahabat, rekan kerja atau teman, atau bahkan cemooh dari teman- teman, –
rasa tidak aman karena berada di tengah-tengah 2 (dua) buah bola api yang
sewaktu-waktu bisa menyulut mereka atau ketakutan karena hidup dalam suasana
yang tegang, pertengkaran dan bahkan perasaan hidup seperti terombang-ambing
karena tidak ada kestabilan, – perasaan seolah-olah mereka harus memilih,
membela atau menyalahkan apa yang telah terjadi, dan lain sebagainya.
Pasutri perlu mempunyai kesadaran bahwa anak-anak adalah pihak
yang netral. Mereka tidak perlu memilih, memihak atau menyalahkan salah satu
ortunya. Kalau mereka ditanya pendapatnya pasti mereka ingin hidup bersama
kedua ortunya, tanpa harus dipisahkan karena ortu sudah tidak saling mencintai
lagi. Dampak kehidupan ini terus melekat bukan berhenti tetapi terus
mempengaruhi kehidupannya selama di dunia ini dan mempengaruhi keputusan hidup
yang harus diambil. Tentu saja masing-masing pihak akan mencari jalan untuk
mengatasi masalah ini, yang satu menggunakan pelarian obat bius dan hal-hal
negatif lainnya, yang lain menenggelamkan pikirannya dengan membaca buku dan
hal-hal positif lainnya.
Satu hal yang pasti adalah korban dari hal ini tentu saja tidak
fair. Rusaknya keutuhan hubungan bukan semata-mata bisa dipersalahkan
kepada orang ketiga, walaupun orang ketiga ini tentu saja memegang peranan
penting. Hal yang pasti adalah bahwa “Kerusakan atau Keutuhan sebuah hubungan
asmara sepenuhnya ada ditangan pihak inti ini sendiri” . Kesetiaan adalah
sesuatu yang pantas mendapatkan cobaan. Kesetiaan tanpa cobaan bukanlah
kesetiaan sejati. Kesetiaan bukan hanya milik pasangan tetapi juga Kesetiaan
terhadap Allah, Sang Pencipta. Setiap manusia diuji untuk membuktikan kemampuannya
apakah dapat tetap setia menjalankan kehendakNYA (termasuk tidak melakukan
perselingkuhan) , sehingga pada akhirnya dapat mencapai hasil akhir yaitu
kembali kepangkuanNYA setelah meninggalkan dunia ini.
# Sebenarnya hanya orang orang yang tulus dalam cintanya yang akan mendapatkan indahnya cinta dan kedamaian cinta,,,,,,,,,,, karena cinta itu tak dapat di pegang, dipaksa, atau bahkan direkayasa melainkan Ia hanya bisa dirasakan oleh jiwa jiwa yang tulus,,,,
No comments:
Post a Comment